16 AGUSTUS 1945: PERISTIWA RENGASDENGKLOK


H-1 sebelum memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka, terjadi peristiwa yang layak untuk selelu di ingat.

Peristiwa Rengasdengklok,

Adakah yang tau dari kalian peristiwa apakah itu? Dan kenapa namanya Rengasdengklok? Apakah bahasa daerah? Apa artinya? Dan lain-lain?

Okay, guys mimin akan jelasin ke kalian bukan berarti mimin lahir di jaman segitu ya, tapi menurut hasil literasi dari mimin maka diperolehlah beberpa fakta berikut.

09 Agustus 1945 di Jepang, tepatya di kota pelabuhan Nagasaki di bom atom oleh Amerika serikat setelah 3 hari sebelumnya, kota Hiroshima juga mengalami nasib yang sama. Jepang akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1945 menyerah tanpa syarat kepada sekutu.

Berita tentang penyerahan Jepang disiarkan langsung dari radio dan Syahrir adalah salah satu yang mendengarkan berita tersebut.

Berita mengenai kekalahan dan penyerahan, membuat Indonesia menjadi “vacum of power” atau kekosongan kekuasaan. Nah, hal inilah yang membuat kaum pemuda memanfaatkan kondisi tersebut untuk Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, berbeda hal dengan golongan pemuda, golongan tua juga ingin memproklamirkan kemerdeaan Indonesia menunggu keputusan atau kepastian dari Jepang. Golongan tua lebih menghindari pertumpahan darah, mengingat pasukan Jepang masih banyak di Indonesia.

Perbedaan pendapat inilah sebenernya pemicu dari peristiwa Rengasdengklok. Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB (ada pendapat lain yang mengatakan jam 03.00 dan 04.30), Soekarno da Hatta oleh kelompok pemuda asrama benteng 31 (yang dipelopori oleh Chaerul aleh dan Sukarni) dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Bagaimana sampai disini? Paham ya gengs, Rengasdengklok merupakan nama sebuah daerah di Karawang, Jawa Barat. Bukan kepanjangan, bukan bahasa daerah juga.

Lalu kenapa Rengasdengklok? Kenapa bukan di daerah yang lain?

Alasannya karena berdasarkan pertimbangan militer wilayah Rengasdengklok berada di kawasan kekuasaan PETA yang letaknya terpencil dekat Karawang, Jawa Barat. Posisi ini cukup strategis untuk melihat atau mendeteksi pergerakan Jepang, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung dan Jawa Tengah.

Di Rengasdengklok mereka menempati rumah keturuan Tionghoa bernama Djiauw Sie Siong. Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat disebutkan bahwa, Djiau merupakan seorang petani yang juga bagian dari PETA, rumahnya juga berada di pelosok.

Sudiro memberitahu Soebardjo (golongan tua), bahwasannya kedua tokoh tersebut dibawa oleh Golongan muda keluar Jakarta. Sekitar pukul 16.00 Soebardjo, Sudiro, Jusuf Kunto, dan supir pergi mencari keberadaannya yang mereka sebenernya tidak tau dimana. Ada yang namanya takdir, mobil mereka bannya bocor lalu menunggu di rumah wedana. Disanalah, mereka bertemu Sukarni dan mengatakan datang untuk menjemput Soekarno-Hatta. Namun, hal tersebut tidak mudah, karena Soebardjo masih harus melobby Komandan Kompi Mayor Subeno yang menginginkan segera proklamasi namun maksimal jam 06.00 pagi besoknya. Namun, Soebardjo mengatakan, maksimal tengah hari untuk memproklamirkan kemerdekaan, jika gagal maka mayor boleh tembak mati saya. (Kaliamat yang amat sangat menegangkan untuk sebuah jaminan menurut mimin gengs)

Tapi akhirnya berhasil membawa Soekarno-Hatta berhasil sampai Jakarta dan tiba pukul 23.00 WIB tepatnya di rumah Kepala Pengubung Angkatan Laut Jepang, Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dirumah itulah nanti teks proklamasi disusun.

Thats it!

Begitulah peristiwa Rengasdengklok gengs.

See you on the next Sunday with Today in History. J

Post a Comment

0 Comments