H-1 sebelum memproklamirkan diri sebagai
bangsa yang merdeka, terjadi peristiwa yang layak untuk selelu di ingat.
Peristiwa Rengasdengklok,
Adakah yang tau dari kalian peristiwa apakah
itu? Dan kenapa namanya Rengasdengklok? Apakah bahasa daerah? Apa artinya? Dan lain-lain?
Okay, guys mimin akan jelasin ke kalian bukan
berarti mimin lahir di jaman segitu ya, tapi menurut hasil literasi dari mimin
maka diperolehlah beberpa fakta berikut.
09 Agustus 1945 di Jepang, tepatya di kota
pelabuhan Nagasaki di bom atom oleh Amerika serikat setelah 3 hari sebelumnya,
kota Hiroshima juga mengalami nasib yang sama. Jepang akhirnya pada tanggal 15
Agustus 1945 menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Berita tentang penyerahan Jepang disiarkan
langsung dari radio dan Syahrir adalah salah satu yang mendengarkan berita
tersebut.
Berita mengenai kekalahan dan penyerahan,
membuat Indonesia menjadi “vacum of power” atau kekosongan kekuasaan. Nah, hal
inilah yang membuat kaum pemuda memanfaatkan kondisi tersebut untuk Indonesia
segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, berbeda hal dengan golongan pemuda,
golongan tua juga ingin memproklamirkan kemerdeaan Indonesia menunggu keputusan
atau kepastian dari Jepang. Golongan tua lebih menghindari pertumpahan darah,
mengingat pasukan Jepang masih banyak di Indonesia.
Perbedaan pendapat inilah sebenernya pemicu
dari peristiwa Rengasdengklok. Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB (ada
pendapat lain yang mengatakan jam 03.00 dan 04.30), Soekarno da Hatta oleh
kelompok pemuda asrama benteng 31 (yang dipelopori oleh Chaerul aleh dan Sukarni)
dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Bagaimana sampai disini? Paham ya gengs,
Rengasdengklok merupakan nama sebuah daerah di Karawang, Jawa Barat. Bukan kepanjangan,
bukan bahasa daerah juga.
Lalu kenapa Rengasdengklok? Kenapa bukan di
daerah yang lain?
Alasannya karena berdasarkan pertimbangan
militer wilayah Rengasdengklok berada di kawasan kekuasaan PETA yang letaknya
terpencil dekat Karawang, Jawa Barat. Posisi ini cukup strategis untuk melihat
atau mendeteksi pergerakan Jepang, baik yang datang dari arah Jakarta maupun
dari arah Bandung dan Jawa Tengah.
Di Rengasdengklok mereka menempati rumah
keturuan Tionghoa bernama Djiauw Sie Siong. Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah
Rakyat disebutkan bahwa, Djiau merupakan seorang petani yang juga bagian dari
PETA, rumahnya juga berada di pelosok.
Sudiro memberitahu Soebardjo (golongan tua),
bahwasannya kedua tokoh tersebut dibawa oleh Golongan muda keluar Jakarta.
Sekitar pukul 16.00 Soebardjo, Sudiro, Jusuf Kunto, dan supir pergi mencari
keberadaannya yang mereka sebenernya tidak tau dimana. Ada yang namanya takdir,
mobil mereka bannya bocor lalu menunggu di rumah wedana. Disanalah, mereka
bertemu Sukarni dan mengatakan datang untuk menjemput Soekarno-Hatta. Namun,
hal tersebut tidak mudah, karena Soebardjo masih harus melobby Komandan Kompi
Mayor Subeno yang menginginkan segera proklamasi namun maksimal jam 06.00 pagi
besoknya. Namun, Soebardjo mengatakan, maksimal tengah hari untuk
memproklamirkan kemerdekaan, jika gagal maka mayor boleh tembak mati saya. (Kaliamat
yang amat sangat menegangkan untuk sebuah jaminan menurut mimin gengs)
Tapi akhirnya berhasil membawa Soekarno-Hatta
berhasil sampai Jakarta dan tiba pukul 23.00 WIB tepatnya di rumah Kepala
Pengubung Angkatan Laut Jepang, Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dirumah itulah
nanti teks proklamasi disusun.
Thats it!
Begitulah peristiwa Rengasdengklok gengs.
See you on the next Sunday with Today in
History. J
0 Comments